"Banyak orang bilang, wedang cemue buatan saya punya rasa yang berbeda dengan wedang cemue lainnya. Memang, ada ramuan khusus dalam wedang buatan saya. Ramuan itu berasal dari rempah-rempah hasil kekayaan Nusantara," ujar Marsono.
Secara keseluruhan, wedang cemue dibuat dari gula Jawa, santan, irisan kelapa, dan merica. Dalam meramu, komposisi harus tepat, sehingga rasanya bisa pas antara manis dan pedas. Bila terlalu banyak merica, maka rasanya terlalu pedas dan aneh.
Marsono mengaku sudah jualan wedang cemue sejak enam tahun yang lalu. Berhubung wedang cemue masih sedikit yang menjual, ia terpanggil untuk melestarikan minuman wedang cemue sebagai warisan kekayaan kuliner leluhur.
Upaya untuk melestarikan cemue yang dilakukan Marsono mendapatkan perhatian dari Pemkab Pati. Dia mendapatkan bantuan berupa gerobak dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Pati.
Sebagian besar pelanggan minum di tempat dan beberapa di antaranya membungkusnya sebagai oleh-oleh di rumah. Buka dari pukul 17.00 WIB, wedang cemue buatan Marsono biasa habis sekitar pukul 22.00 WIB sampai 23.00 WIB.
Baca juga : Berburu Wedang Cemue di Kawasan Wedarijaksa Pati
Editor : Kholistiono