Berburu Wedang Cemue di Kawasan Wedarijaksa Pati

Seorang pengunjung tengah menikmati sensasi Wedang Cemue di Jalan Pati-Tayu Km 9, Wedarijaksa. (MuriaNewsCom/Lismanto)
MuriaNewsCom, Pati – Pati ternyata tak hanya memiliki kuliner Nasi Gandul dan Soto Kemiri yang sudah dikenal sebagai makanan khas Bumi Mina Tani. Di bidang minuman, ada satu jenis minuman tradisional yang banyak ditemui di berbagai daerah di Pati.
Adalah cemue. Minuman ini sudah lama dikenal warga Pati sebagai minuman tradisional yang memiliki rasa manis berpadu pedas. Rasa manis berasal dari gula Jawa, sedangkan sensasi pedas dari merica.
Uniknya, ada irisan kelapa kecil yang bercampur dalam minuman. Bukan kelapa muda yang diserut, melainkan kelapa sedang, tidak tua juga tidak muda, diiris kecil-kecil. Orang Pati menyebutnya irisan cikalan.
Minuman ini jarang ditemukan di restoran. Hanya warung-warung kecil yang menyediakan minuman tradisional warisan leluhur warga Pati ini. Harganya pun sangat murah, sekitar Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu.
Marsono, misalnya. Penjual wedang cemue yang menjajakan di Jalan Pati-Tayu Km 9, Wedarijaksa ini biasa menjual satu gelas Wedang Cemue dengan Rp 2 ribu. Tak ayal, warung Marsono yang menyediakan Wedang Cemue selalu habis.
“Saya hanya berjualan cemue sekitar pukul 17.00 WIB sampai 23.00 WIB. Pembeli ternyata tidak hanya dari Pati saja, tetapi juga luar daerah seperti Jepara dan Kudus yang kebetulan singgah di Pati dan berburu wedang cemue,” tutur Marsono.
Bagi sejumlah pembeli, Wedang Cemue tidak hanya menawarkan sensasi minuman tradisional yang menyegarkan. Lebih dari itu, sebagian orang meyakini Wedang Cemue yang dibuat dari bahan rempah tradisional bisa membuat tubuh sehat.
Ahmad Muharror, pembeli asal Wedarijaksa mengaku sudah sering datang ke warung Marsono. Ia merasa lebih segar setelah minum Wedang Cemue. Selain segar di mulut dan badan, kata Ahmad, Wedang Cemue juga nyaman di kantong.
Editor : Kholistiono
Ruangan komen telah ditutup.