Jumat, 29 Maret 2024

Biar Pelajar yang jadi Atlet Jepara Jos, Ini Inovasi KONI

Murianews
Selasa, 19 Juli 2016 07:15:54
Murianews, Jepara – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jepara akan membuka kelas olahraga. Kelas tersebut dimaksudkan untuk pembinaan atlet, baik yang belum maupun yang sudah memiliki prestasi. Rencananya pembukaan kelas tersebut dimulai tahun 2017 mendatang. Ketua KONI Jepara, Sutedjo mengatakan, pembukaan kelas olahraga didasari atas sering terputusnya pembinaan atlet yang masih berstatus pelajar. Padahal, Jepara memiliki segudang atlet berprestasi. Tahun ini saja, Jepara menyumbang 37 atlet untuk Jawa Tengah guna mengikuti PON Jawa Barat. “Jumlah atlet tahun ini yang mewakili Jateng di PON Jabar lebih banyak dari PON 2012 yang hanya menyumbang 19 atlet. Ini menunjukkan banyak atlet Jepara yang memiliki prstasi,” terang Sutedjo, Senin (18/7/2016). Menurutnya, tahun ini pihaknya sudah mempersiapkan pembukaan kelas olahraga tersebut yang akan diletakkan di SMA atau yang sederajat. Dianggarkan Rp 80 juta. Sebanyak Rp 50 juta untuk studi banding di sejumlah daerah yang sudah memiliki kelas olahraga. Sisanya untuk menyekolahkan guru yang ditunjuk ke SMA yang memiliki kelas olahraga. “Tapi kami belum menunjuk sekolah mana. Sejauh ini kami baru melakukan kordinasi dan mengumpulkan sejumlah sekolah, baik negeri maupun swasta. Tanggapan sekolah sangat baik. Bahkan berebut,” paparnya. Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua KONI Jepara Adi Sucipto. Dia menambahkan, secara hukum pembuatan kelas olahraga legal. Sebab di antaranya tercantum dalam UU Nomor 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional, dan Permendiknas Nomor 34 tahun 2006 tentang pembinaan prestasi peserta didik yang memiliki potensi dan/atau bakat istimewa. “Tujuannya untuk memberikan kesempatan lulusan SMP/MTs untuk mengembangkan bakat olahraga. Manfaatnya, memudahkan sekolah atau persatuan olahraga (cabang olahraga) dalam mencari atlet yang berbakat,” paparnya. Secara teknis, dijelaskan, pelatihan kelas olahraga dilaksanakan di luar jam-jam pelajaran sekolah. Ketika para atlet melaksanakan training centre (TC) di luar kota, maka materi pelajaran dapat dilaksanakan di mana atlet tersebut melaksanakan TC. Sedangkan pengelolaan kelas olahraga terpisah dengan pengelolaan kegiatan sekolah. Demikian pula dengan anggarannya terpisah dengan anggaran sekolah. Penganggaran kelas olahraga akan diajukan dalam APBD 2017 sebanyak Rp 146,4 juta. Itu di luar pengajuan anggaran KONI 2017 sebanyak Rp 4 miliar. Editor : Akrom Hazami  

Baca Juga

Komentar