Jumat, 29 Maret 2024

Jawa Tengah Mencari 180.000 Relawan Pendamping Ibu Hamil

Murianews
Selasa, 9 Oktober 2018 15:02:15
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo
Murianews, Semarang – Pemprov Jateng mencari 180 ribu orang relawan yang akan ditugaskan untuk mendampingi ibu hamil berisiko tinggi. Relawan tersebut bisa berasal dari kalangan mahasiswa, LSM, kelompok masyarakat dan lainnya. Program ini untuk mendukung penurunan angka kematian ibu (AKI) saat melahirkan. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyebut, tema program ini yakni one student one client. One student one client merupakan program pendamping Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng 5NG, di mana setiap ibu hamil mendapat pendampingan. al tersebut Ganjar ucapkan pada Pertemuan Steering Committe untuk Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Bayi Baru Lahir di Jawa Tengah, di Wisma Perdamaian Semarang, Selasa (9/10/2018). "Kita cari relawan sekitar 180.000. Kita harapkan kalau itu didampingi ceknya rutin, bagaimana asupan gizinya, kondisi hariannya, diantarkan ditungguin sampai dia melahirkan. Kalau sampai dia melahirkan mereka ditunggui, insyaallah ini bisa mengurangi risiko kematian yang ada," katanya. Ganjar mengatakan, salah satu upaya paling efektif dalam penurunan angka kematian ibu melahirkan di Jawa Tengah adalah peningkatan sumber daya manusia, yang kemudian bisa saling mengawal dan mengawasi periode kehamilan. Menurut dia, dengan program 5NG, Pemprov Jateng telah berhasil menurunkan angka kematian ibu sebanyak 14 persen atau 88,58 per 100 ribu kelahiran. Data itu melampaui batas dari target yang ditetapkan SDG’s sebesar 3% pertahun atau 90 per 100 ribu kelahiran hidup. Ganjar meminta pada forum tersebut, agar melahirkan reformulasi terkait penanganan AKI dan AKB. Dia menghendaki masukan apa yang mesti diperbaiki, muncul anggaran, kapasitas, Infrastruktur, sistem evaluasi, fasilitas. "Terus saya hitung, berapa rata-rata orang hamil per tahun di Jawa Tengah? Yang bermasalah berapa? Nah kita cari relawan untuk mendampingi ibu hamil yang bermasalah," ujarnya. Berdasarkan data dinas kesehatan Jawa Tengah, pada 2017 jumlah ibu hamil mencaoai 596.349. Dengan jumlah ibu hamil risiko tinggi sebanyak 20 persen atau 124.276. Sehingga, kata Ganjar, kalau terdapat kendala di lapangan segera diatasi. Misalnya, jika ibu hamil dengan risiko tinggi ini desanya jauh di remote area dia perlu nginep dan standby. Sehingga relawan pendamping tersebut bisa memberi masukan agar dekat dengan pelayanan. "Atau jika menghendaki pelayanan yang lebih bagus atau dokter lebih bagus ya sudah ditaruh di rumah singgah. Dipaksa diedukasi agar mereka nyaman yang penting mereka selamat," terangnya. Meskipun saat ini program one student one client memang kontributor terbesarnya masih dari kampus, menurut Ganjar tidak menutup kemungkinan kontribusi berbagai pihak. "Ormas agama akan masuk. Nanti kita dorong dari PKK, posyandu banyaklah. 180 ribu tidaklah banyak jika dibanding 35 juta warga Jateng. Tentu banyak orang yang peduli soal ini," terangnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar