Jumat, 29 Maret 2024

PKL Demo Tolak Penutupan Sunday Market Manahan

Murianews
Jumat, 7 September 2018 13:23:22
PKL menggelar demo menolak penutupan Sunday Market Manahan di Solo. (Foto : Solopos.com)
Murianews, Solo - Ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang tergabung dalam Serikat Pedagang Minggu Dini Manahan (SPMPM), Jumat (7/9/2018) menggelar aksi damai di depan Balaikota Solo. Mereka menolak penutupan Sunday Market Manahan. Para pedagang menyatakan akan terus menggelar demo jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Tuntutan mereka jelas, yakni pemerintah tak akan membubarkan pasar tiban mingguan tersebut untuk selamanya. Demo ini untuk menyikapi keputusan Pemkot Solo yang mulai membubarkan Sunday Market Manahan berlaku sejak 9 September 2018 mendatang. Peserta aksi berjalan dari Bundaran Gladak menuju kantor Balaikota Solo dengan membawa spanduk yang beberapa diantaranya bertuliskan “Tolak Penutupan Sunday Market Manahan”. “Sunday Market Bukan Musuh Pemkot”, “Ribuan Nyawa Telah Dikorbankan”. Dalam orasinya, mereka meminta agar Sunday Market tidak ditutup dan mereka juga siap untuk ditata kembali. Sebab perekonomian ribuan PKL ada di Sunday Market. Koordinator aksi yang sekaligus Ketua Serikat Pedagang Minggu Pagi Manahan (SPMPM), Joko Santoso atau yang lebih dikenal Yuli De Santos, mengatakan aksi para pedagang sebagai bentuk respons terhadap kebijakan Pemkot menutup Sunday Market selamanya. “Pada prinsipnya, kami tetap pada pendirian yakni menolak penutupan Sunday Market. Kami tetap ingin eksis dan beroperasi di Sunday Market Manahan,” katanya. Rencana penutupan Sunday Market Manahan telah membuat resah ribuan pedagang yang selama ini mengadu nasib di pasar tiban setiap Minggu pagi tersebut. Bayang-bayang kehilangan mata pencaharian kini ada di depan mata para pedagang. Pihaknya juga menolak lokasi relokasi yang ditawarkan Pemkot Solo yakni di CFD Slamet Riyadi, Jalan Ir. Juanda dan Beteng Vasternberg. Menurutnya kebijakan itu sangat tidak berpihak. Pasalnya, saat di Sunday Market Manahan, PKL bisa berjualan dari jam 05.00 -11.00 WIB, jika nanti direlokasi di tiga lokasi tersebut batas berjualan hanya sampai jam 09.00 WIB. "Kendala kita jam operasional terbatas sampai jam 09.00 WIB. Padahal di Manahan sampai pukul 11.00 WIB," ujarnya. Selain itu PKL juga enggan disebut sebagai salah satu sebab ekosistem Stadion Manahan Solo terganggu, apalagi rusak. Karena menurutnya, setiap kali habis berjualan, PKL juga membantu membersihkan seputaran lokasi berjualan. Pedagang pun meminta Wali Kota untuk mengkaji ulang penutupan operasional Sunday Market selamanya. “Dampaknya akan sangat jelas bagi kami. Ada 1.500 pedagang yang menggantungkan nasib di sana. Tidak hanya pedagang tapi juga keluarga yang kalau ditotal ada 4.500 jiwa,” katanya. Pedagang tidak mempermasalahkan jika penutupan Sunday Market bersifat sementara. Pedagang pun bersedia ditata asalkan tetap berada di Manahan. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar