Jumat, 29 Maret 2024

Gubernur Ingin Kumpulkan Sampah Jadi Bahan Baku Listrik

Murianews
Kamis, 9 Agustus 2018 15:06:03
Murianews, Jepara – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menginginkan sampah-sampah yang ada di kawasan Semarang Raya (Kota Semarang, Demak, Kendal, Salatiga) dikumpulkan jadi satu. Sampah-sampah itu nantinya akan dijadikan bahan utama pembangkit listrik tenaga sampah. Pemerintah memang telah membangun instalasi pengolah sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan di 12 daerah di Indonesia. Di Jawa Tengah, pembangkit listrik sampah ini didirikan di Kota Semarang dan satu lagi di Solo, yang dalam waktu dekat akan mulai dilakukan pembangunanya. Menurut Ganjar, Pembangkit listrik tenaga sampah di Kota Semarang tak bisa maksimal lantaran kurangnya bahan baku sampah dari kota tersebut. Ini dikatakan Ganjar saat menghadiri peringatan Hari Lingkungan Hidup tingkat Jateng di Pantai Bandengan, Jepara, Kamis (9/8/2018). Ganjar menyebut, produksi sampah di Jawa Tengah tiap harinya mencapai 15 ribu ton. Sekitar 63 persen merupakan sampah organik, 36 persen nonorganik dan 0,29 persen B3 (bahan berbahaya dan beracun). Menurut dia, persentase sampah organik tersebut cukup untuk membuat tenaga listrik berbahan bakar sampah. "Tapi bagaimana cara mengumpulkan jadi satu power plant berbasis sampah? Semarang tau gawe, ora cukup. Suplai sampahe ora cukup. Mulane ngomonge kudu Semarang Raya (Semarang pernah bikin, suplai sampahnya tidak cukup. Makanya ngomongnya harus Semarang Raya),"kata Ganjar. Meski demikian menurut dia, sebelum ini diterapkan perlu dikaji mengenai pengakutan sampah tersebut dari daerah sekitar menuju Kota Semarang. Ia menyebut, perlu dipikirkan lagi sistem transportasi pengangkut sampah ke sentra pengumpulan. "Salatiga, Ungaran, Demak, kui (sampah) dilebokne dadi listrik,” terangnya. Baca : Sempat Ditolak Warga, Solo Segera Punya Pembangkit Listrik dari Sampah Ia menyebut, pembangunan pembakit listri tenaga sampah ini pasti menimbulkan pro dan kontra. Seperti di Solo, proyek itu sempat terkatung-katung karena ada pertentangan dari warga. Padahal menurut dia, pembangkit listri dari sampah di beberapa negara sudah menunjukkan jika prosesnya itu tak akan menciptakan polusi bau. ”Kulo mpun delok gone Jerman, Singapur, ten tengah kuto. Ora mambu babar blas. Jakarta ndisik meh gawe ning crigis kabeh ra dadi-dadi. (Saya pernak lihat (power plant) Jerman, Singapura, di tengah kota. Tidak bau. Jakarta dulu pernah mau bikin, tapi rebut semua," imbuhnya. Sebelumnya diberitakan, proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah Putri Cempo di Solo bakal segera dimulai. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan surat terkait perjanjian jual beli listrik (PJBL). Perjanjian ini yang nantinya menjadi dasar PT PLN Persero untuk membeli listrik hasil PLTS Solo itu. Kementerian ESDM memerintahkan PLN Solo membeli 13,35 sen dolar AS per KwH. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar