Kamis, 28 Maret 2024

Bawa Tulisan ‘Wong Cilek Yoo Iso Kuliah’, Pemuda dari Blora Ini Bikin Gubernur Terkesan

Murianews
Senin, 6 Agustus 2018 16:27:50
Murianews, Semarang – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, cukup terkejut melihat salah satu pemuda membawa tulisan ”Wong Cilek Yoo Iso Kuliah” saat menjadi pembicara dalam Program Pengenalan Kemahasiswaan Unnes 2018, Senin (6/8/2018). Pemuda itu bernama Arif Budiman, mahasiswa baru Unnes asal Kabupate Blora. Ia diterima di program studi Pendidikan Teknik Otomatif. Dalam kegiatan bertajuk “"embangun Generasi Milenial yang Berprestasi dan Berkarakter" yang digelar di Lapangan Prof. Dirham Fakultas Ilmu Keolahragaan Unnes itu, ada 8.768 mahasiswa baru yang mengikuti. Arif sangat senang karena tulisan "Wong Cilek Yoo Iso Kuliah" yang dibawanya ke lapangan berhasil mencuri perhatian gubernur. Seketika, dia pun langsung diajak berdialog langsung dengan Ganjar. Dengan penuh haru, Arif bercerita bahwa dia adalah anak dari keluarga petani sederhana di desanya. Dia harus berjuang sungguh-sungguh selama dua tahun terakhir untuk bisa berkuliah di Unnes, seperti mimpinya. Gubernur Ganjar Pranowo merasa bangga mendengar kisah Arif. Dirinya yakin, kelak Arif akan menjadi orang sukses dan membahagiakan kedua orang tuanya. Ganjar juga menegaskan, para mahasiswa baru adalah orang-orang terpilih yang mampu melewati serangkaian seleksi ketat. Oleh sebab itu, mereka harus berjuang menggapai cita-cita. Tak hanya Arif, gubernur juga berdialog dengan Namira, salah seorang mahasiswa program studi Pendidikan Guru SD (PGSD). Ganjar menantang gadis berhijab itu untuk bernyanyi. Dengan suara merdunya, Namira bernyanyi salah satu lagu dangdut penuh percaya diri. Bakat bernyanyi gadis asli Semarang itu pun memperoleh acungan jempol gubernur. Menurutnya, guru SD saat ini harus makin kreatif dan inovatif dalam mengajar. Sehingga siswa-siswinya pun tidak jenuh saat belajar di kelas. "Saya berharap betul guru-guru SD nanti di kelas akan sangat kreatif, mengajar tidak kereng-kereng (galak), mengajak siswa bernyanyi dan ilmunya terinternalisasi. Seperti film School of Rock itu bagus sekali, karena mengajarkan matematika dengan menyanyi rock dan bermain gitar. Metode mendidik begitu menyenangkan sehingga anak selalu rindu belajar. Tidak takut dengan PR, apalagi gurunya," harapnya. Ganjar juga menjelaskan,  pada era digital saat ini, salah satu PR besar adalah bagaimana membangun karakter diri sebagai anak bangsa yang cerdas dan berintegritas, menjunjung nasionalisme, cinta kepada orang tua dan guru, serta memiliki etika yang baik. "Kita punya PR bagaimana membangun karakter sebagai anak bangsa yang baik, cinta negara, bangsa, dan punya nasionalisme tinggi. Namun tidak pernah melupakan cinta orang tua dan hormat kepada guru. Ini penting karena di era yang sangat liberal seperti ini, kita mesti memagari dengan kepribadian dalam kebudayaan," tegasnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar