Jumat, 29 Maret 2024

Anak Tukang Bubur Lolos Masuk Akmil, Ternyata Ini Penyebabnya

Murianews
Senin, 6 Agustus 2018 15:02:53
Imron, anak tukang bubur keliling saat seleksi masuk Akmil 2018. (Istimewa)
Murianews, Semarang – Imron Achwani, pemuda asal Purbalingga adalah anak seorang tukang bubur ayam yang menjajakan dagangannya secara keliling. Meski demikian, anak ketiga dari enam bersaudara ini tak mau minder, ia punya semangat dan cita-cita yang sangat tinggi. Sempat punya cita-cita melanjutkan pendidikan di perguruan kedinasan STAN, namun siapa sangka langkah Imron kini membawanya menempuh pendidikan di kawah candradimuka pencetak para perwira militer Angkata Darat (AD). Imron, dinyatakan lolos lolos seleksi masuk Akademi Militer (Akmil) tahun 2018. Aktivitasnya sebagai anggota pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) saat SMA dan peran guru pembinanya lah yang mengarahkan pemuda ini untuk masuk ke militer. Bapaknya, Sugeng Suroso begitu kaget ketika mengetahui sang anak telah lolos menjadi calon prajurit taruna (Capratar) Akmil dan siap menjalani pendidikan untuk menjadi perwira militer. Sugeng mengaku dirinya mengetahui anaknya lolos pada tanggal 28 Juli 2018 yang lalu, langsung ditelepon oleh anaknya. “Alhamdulilah Pak, saya lulus Capratar Akmil, besok tanggal 30 Juli 2018 saya ke Bandung untuk mengambil perlengkapan baju,” ceritanya. Bukan hal mudah untuk lolos Akmil, pasalnya ribuan orang bersaing untuk bisa lolos. Apalagi banyak di antaranya juga merupakan anak seorang jenderal ataupun pejabat tinggi. Namun Imron Achwani yang hanya seorang anak penjual bubur bisa dengan mudah melewati semua seleksi yang dilakukan secara ketat. Penyebabnya adalah karena pemuda ini memang sangat cerdas. Sugeng menuturkan anaknya punya kemampuan akademik yang bagus. Sejak SD sudah sering ikut lomba Matematika, bahkan pada Ujian Nasional (UN) beberapa waktu lalu nilai matematika yang didapatkannya sempurna, yakni 10. Saat duduk di bangku SMP dan SMA Imron juga ikut olimpiade tingkat provinsi. Imron Ichwani menyelesaikan SD di SDN 1 Selabaya Kalimanah (2012) dan SMP di SMP N 1 Purbalingga (2015). Memasuki SMA, Imron harus tinggal bersama kakeknya, di Arcawinangun Purwokerto, karena harus bersekolah di SMAN 1 Purwokerto dan selesai SMA (Jurusan IPA) (2018). Imron yang selama SMA harus tinggal bersama kakeknya di Purwokerto karena jarak yang jauh, selalu aktif dalam organisasi kesiswaan dan paskibraka. Berawal dari sana dan arahan dari guru pembina SMA, Imron yang awalnya bercita-cita masuk STAN bersama 16 rekan almuni SMA N 1 Purwokerto mendaftar Akmil. Sugeng Suroso sendiri, sudah sepuluh tahun ini sehari-hari berdagang bubur ayam keliling dengang menggunakan sepeda motor. Setiap hari rata-rata pendapatannya hanya sebesar Rp 50 ribu. “Saya cuma dagang bubur ayam keliling, berangkat jam 05.00 WIB sampai jam 09.00 WIB. Rute jualan saya dari Dusun Karangpetir, Grecol, Karangmanyar sampai ke Asrama 406/Ck, balik lagi ke rumah”, terangnya. Sementara itu, Kapendam IV/Diponegoro Letkol Arh Zaenudin juga membenarkan jika ada anak tukang bubur yang lolos seleksi prajurit Akmil. Menurut dia, diterimanya Imron menjadi bukti bahwa Akmil bukan hanya tempat anak para pejabat. “Benar, salah satu Calon Prajurit Taruna Akmil tahun 2018 adalah anak tukang bubur ayam keliling dari Purbalingga. Itulah bukti bahwa menjadi Taruna Akmil itu bukan hanya untuk anak pejabat tetapi semua warga negara Indonesia yang memenuhi syarat,” terangnya. Menurutnya, menjadi Prajurit TNI adalah hak dari semua WNI. Siapa saja boleh dan bisa, asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, baik untuk calon Perwira, Bintara maupun Tamtama. “Dan yang perlu digaris bawahi, bahwa masuk TNI tidak dipungut biaya alias gratis,” tegasnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar