Jumat, 29 Maret 2024

Ganjar Terkejut Penurunan Kemiskinan di Jateng Terbesar di Indonesia

Murianews
Rabu, 18 Juli 2018 11:38:15
Warga miskin mengumpulkan botol plastik untuk dijual. (Murianews)
Murianews, Semarang - Penurunan angka kemiskinan di Indonesia per Maret 2018 mencetak sejarah, setelah berhasil mencapai posisi single digit menjadi 9,82%. Dari total penurunan angka kemiskinan sebanyak 633.000 jiwa, Jawa Tengah menyumbang penurunan terbanyak dengan 300.290 jiwa. Data dari situs Badan Pusat Statistik (BPS) bps.go.id menyebut, per Maret 2018 jumlah warga miskin di Indonesia mengalami penurunan sebesar 633.000 menjadi 25,95 juta dari kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta. Dari 633 ribu orang, sebagian besar dicatatkan Jawa Tengah. Provinsi ini mencatatkan penurunan kemiskinan sebesar 300.290 jiwa. Dengan penurunan sebesar itu, persentase kemiskinan di Jateng juga turun signifikan dari 12,23% ke 11,32%. Dibandingkan dua provinsi lain yang berpenduduk gemuk yakni Jatim dan Jabar, Jateng paling unggul. Penurunan kemiskinan di Jawa Barat sebesar 158.620 orang. Sedangkan Jawa Timur 72.680 orang. Sedangkan provinsi lain, penurunan kemiskinan hanya berkisar belasan hingga puluhan ribu. Bahkan ada yang angka kemiskinannya naik seperti Aceh, Riau, Jambi, Lampung, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengaku terkejut dengan hasil ini. Meskipun ia mengakui, penurunan angka kemiskinan ini tak lepas dari kerja keras semua pihak, utamanya pemerintah dari level pusat hingga desa. "Saya memang surprise saat diberikan data-data itu. Berarti kerja keras selama ini memberikan hasil dengan penurunan tertinggi," ujarnya, Rabu (18/7/2018). Penurunan kemiskinan yang signifikan ini ungkapnya dipengaruhi beberapa faktor. Pertama yakni adanya kesadaran untuk mengakui masih adanya angka kemiskinan yang tinggi pada level kabupaten/kota hingga desa. Kedua dilakukannya pembahasan dan rapat secara terus-menerus, sehingga memunculkan ide kreatif dari kabupaten/kota sebagai solusi pengentasan kemiskinan. "Karena tidak malu mengakui masih ada yang miskin, ini lalu muncul banyak ide. Dan tugas provinsi sebenarnya menstimulasi, memberi data dan sharing program apakah itu RTLH, akses permodalan, pendidikan, kesehatan yang diberikan," terangnya. Salah satu ide kreatif itu menurut dia, dilakukan Pemkot Surakarta terkait data warga miskin. Terobosan yang dilakukan yakni dengan mengunci data warga miskin, serta melakukan update dan verifikasi setiap tiga bulan. "Saya apreasiasi, karena ini akan mendorong program bisa diberikan pada yang berhak," terangnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar