Jumat, 29 Maret 2024

Keturunan Kartini Hidup Sengsara, Diusir dari Rumah dan Jadi Tukang Ojek

Murianews
Senin, 23 April 2018 10:36:52
RA Kartini dan putra tunggalnya RM Soesalit Djojoadhiningrat. (istimewa)
Murianews, Semarang – Di momen peringatan Hari Kartini tersiar kabar yang cukup mengiris hati. Keturunan pahlawan nasional tersebut dikabarkan kini hidup dalam kesengsaraan. Sejumlah cicitnya harus hidup sebagai tukang ojek, bahkan yang lebih mengenaskan cucu dan cicit Kartini kini harus diusir dari rumah yang mereka huni. Kabar ini muncul dari Bupati Jepara Ahcmad Marzuki dalam perayaan Hari Kartini di pendapa Kabupaten Jepara, Sabtu (21/4/2018) akhir pekan lalu. Menurut dia, keturunan RA Kartini tidak hidup di Jepara, melainkan di Parung, Bogor. Selama ini mereka menempati rumah bantuan dari pemerintah. Namun belakangan ini, ada oknum yang mengusir keturunan Kartini dari rumah tersebut. Penyebabnya, Boedi Setyo Soesalit, cucu tunggal RA Kartini telah tiada. Padahal masih ada cucu menantu dan sejumlah cicit Kartini yang menghuni rumah tersebut. “Ada oknum yang meminta mereka meninggalkan rumah bantuan pemerintah itu. Cucu menantu dan para cicit RA Kartini dianggap tidak berhak menghuni lagi karena cucu RA Kartini sudah meninggal,” katanya. Berdasarkan informasi yang dihimpun, RA Kartini yang lahir di Mayong, Jepara 139 tahun silam menikah dengan Bupati Rembang RM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, pada 12 November 1903 dan dikaruniai putra semata wayang RM Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904. RM Soesalit menikah dengan Siti Loewijah dan dikaruniai seorang putra bernama Boedi Setyo Soesalit, cucu tunggal RA Kartini yang menikah dengan Sri Bidjatini dikaruniai lima anak, yakni Kartini, Kartono, Rukmini, Samimum, dan Rachmat. Setelah Boedi Soesalit meninggal dunia, cucu menantu RA Kartini, Sri Bidjatini bersama lima anaknya, hidup dalam keprihatinan. Hanya Kartini sebagai cicit tertua yang kondisi ekonominya lumayan, sedangkan lainnya butuh uluran tangan pemerintah sebagai bentuk perhatian kepada keturunan RA Kartini. "Setelah Boedi Soesalit meninggal, cucu menantu RA Kartini, Sri Bidjatini, bersama lima anaknya hidup dalam keprihatinan," ungkap Marzuki. Marzuki menuturkan, Kartono dan Samimum bekerja sebagai tukang ojek. Sementara Rukmini ditinggal mati suaminya, dan memiliki masalah ekonomi. Sementara cicit yang lain, yakni Rachmat sudah meninggal dunia. Menanggapi kabar ini, Pemprov Jateng menyatakan akan melakukan penelusuran. Tak hanya itu, Plt Gubernur Jateng, Heru Sudjatmoko juga menyatakan akan membentuk tim kecil menentukan langkah. Termasuk untuk memastikan pemberian bantuan secara berkelanjutan terhadap keturunan RA Kartini. "Selain bantuan pendidikan berupa beasiswa dan tempat tinggal, ada bantuan berkelanjutan yang diserahkan setiap tahun atau pada peringatan Hari Kartini," katanya. Baca : Suami Cicit RA Kartini Bunuh Diri karena Masalah Ekonomi, Anies Baswedan Sempat Janjikan Beasiswa Ia menyatakan, tim kecil tersebut nantinya berasal dari satuan kesejahteraan rakyat dan SKPD terkait, dibantu Pemkab Jepara. Heru mengungkapkan, rencana pemberian bantuan secara berkelanjutan terhadap keturunan RA Kartini yang saat ini dalam kondisi cukup memprihatinkan itu sebagai tindak lanjut dari permintaan Bupati Jepara Ahmad Marzuki beberapa waktu lalu. Menurut Heru, sudah sepatutnya dan selayaknya pemerintah membantu keturunan para pahlawan yang telah berjuang demi Bangsa Indonesia. Politikus PDI Perjuangan itu juga menyebutkan besarnya perjuangan RA Kartini untuk kaumnya dan apa yang telah dilakukan generasi penerus bangsa untuk negara memang masih jauh dari para pahlawan atau orang-orang besar yang telah berjasa kepada Indonesia. "Saya ingin menyarankan pada tanggal 21 April kita tidak hanya memperingati hari kelahiran pahlawan emansipasi wanita Indonesia, tapi juga kita menyebut April adalah bulan Kartini untuk menghormati pahlawan kita," terangnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar