Kamis, 28 Maret 2024

Komunitas Blokir, Wadahnya Para Pencinta RX King di Blora

Hana Widya
Senin, 12 Maret 2018 13:12:23
Para anggota Blora King Riders (Blokir) saat membantu perbaikan jalan rusak. (Blokir)
Murianews, Blora - Kata blokir dalam bahasa pemrograman komputer berarti menutup jaringan yang berupa sampah. Namun di Blora, kata Blokir ini digunakan sebagai nama sebuah komunitas motor. Sukardi, ketua komunitas ini mengatakan, Blokir merupakan sebuah singkatan dari Blora King Riders yang merupakan perkumpulan pepara pengendara motor Yamaha RX King. Komunitas ini kali pertama ada di Blora pada tahun 2010 dan secara resmi di Yamaha RX King Indonesia (YRKI) dengan nomor registrasi anggota 013 pada tahun 2011. ”Sebelum namanya menjadi Blokir komunitas ini bernama Blora King Mania (BKM) dan baru berganti nama pada 2016 menjadi Blokir ini,” kata Sukardi kepada MuriaNewsCom. Sukardi mengatakan komunitas ini didirikan dengan dasar sebagai ajang silaturahmi dan persaudaraan antarsesama pecinta motor RX King di Kabupaten Blora. Meski RX King ini merupakan motor legendaris, bukan berarti jumlah anggota komunitas ini sedikit. ”Jumlahnya saat ini sesuai dengan data kami mencapai 66 orang,” papar Sukardi. Dikatakan Sukardi, hampir semua anggota komunitas ini tertarik menggunakan motor yang terkenal dengan suara khas knalpotnya ini. ”Tarikannya enteng, enak buat jalan, dan responsif,” tambahnya. [caption id="attachment_138854" align="aligncenter" width="715"] Para anggota Blora King Riders (Blokir) saat melakukan bakti sosial di masjid, belum lama ini. (Blokir)[/caption] Komunitas ini biuasa melakukan kopi darat di dua tempat yang ada di Kabupaten Blora. Satu tempat dijadikan pusat kopdar yakni depan toko Lancar aluminium (ruko sebelah SMA Katolik Blora). ”Ini untuk kordinator wilayah bagian timur. Sedangkan untuk wilayah bagian barat, kami melakukan kopi darat di warnet pos yang ada di desa Gagaan kecamatan Kunduran,” tambah Sukardi. Untuk intensitas waktu kopdar, Sukardi tidak bisa memastikan kapan para anggotanya bisa kopdar. Beberapa di antaranya karena banyak anggota komunitas ini berprinsip mengutamakan pekerjaan dan keluarga tanpa meninggalkan hobi mereka. ”Saya sendiri sebagai ketua mengatakan pada prinsipnya Blokir ini mengutamakan keluarga dan pekerjaan. Selain itu juga, kami merupakan komunitas yang tertib jadi kopdar saat ada hal-hal yang paling penting saja. Ini juga membantu mengurangi hal-hal yang dapat terjadi dan takut mengganggu masyarakat setempat,” tegasnya. Komunitas ini sudah berjalan hampir delapan tahun dan diterima baik oleh masyarakat. Berbagai kegiatan positif seperti peduli antaranggota, kegiatan bakti sosial, atau touring bersama telah dilakukan komunitas ini. ”Kita juga ikut berpartisipasi dalam program yang dicanangkan Polri yakni safety riding. Semua anggota diwajibkan safety baik kendaraan maupun atribut yang dipakai selama berkendara, misalnya sepatu, jaket, dan sarung tangan. Untuk semua anggota Blokir, Insyaallah semua kendaraan tertib karena sudah tertuang pada AD?ART Klub Blokir ini dan setiap anggota sudah menulis surat pernyataan bermeterai. Kalau ada anggota yang tidak tertib, kami blokir dari komunitas ini,” pungkas Sukardi. Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar