Jumat, 29 Maret 2024

Tak Hanya Kartu Tani, Sudirman-Ida Juga Bakal Evaluasi Program 5 Hari Sekolah

Murianews
Kamis, 8 Maret 2018 11:27:52
Pasangan Ganjar-Yasin dan Sudirman-Ida saat berada di KPU Jateng. (istimewa)
Murianews, Semarang – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jateng, Sudirman Said-Ida Fauziyah mengkritisi beberapa program yang telah dijalankan calon petahana Ganjar Pranowo. Setelah sebelumnya berjanji akan merombak program Kartu Tani, pasangan ini giliran mengangkat soal sekolah 5 hari. Ida Fauziyah menyebut akan mengevaluasi program yang sudah dijalankan di Jateng tersebut. "Lima hari sekolah yang sudah berlaku di Jawa Tengah banyak dikeluhkan," katanya. Ini dikatakan Ida ketika berkunjung ke Pondok Pesantren Al Anwar, Kabupaten Purworejo, Rabu (7/3/2018). Ida menyebut, program lima hari sekolah cenderung mengorbankan pendidikan karakter dari pendidikan agama. Menurut dia, waktu siswa habis di sekolah umum, sehingga pendidikan karakter dari TPQ atau madin jadi terabaikan. Menurut dia, banyak ulama yang tak menyetujui program tersebut. "Ini aspirasi para ulama yang disampaikan kepada saya. Ini akan jadi pertimbangan khusus bagi Pak Sudirman Said dan saya jika nanti memimpin Jawa Tengah," ujarnya. Begitu juga ketika bersilaturahmi dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) ida juga mengaku mendapat keluha terkait minimnya perhatian pemprov terhadap madrasah diniyah dan pondok pesantren. Salah satu keluhan yang disampaikan berkaitan tidak adanya bantuan sosial dari pemerintah provinsi. Program lima hari sekolah dicanangkan Ganjar Pranowo untuk tingkat SMA/SMK di Jateng. Tujuannya agar siswa mempunyai waktu cukup banyak dengan keluarga karena pada Sabtu dan Minggu siswa libur sekolah. Baca : Sudirman Bakal Rombak Kartu Tani yang Dipopulerkan Ganjar Sebelumnya, Sudirman Said juga menyebut akan merombak program Kartu Tani yang telah dijalankan sejak kepemimpinan Ganjar Pranowo. Ia menyebut, banyak keluhan dari petani mengenai program itu dan cenderung menyusahkan petani. “Suara petani di mana-mana sama. Kartu petani bukannya memudahkan malah menyulitkan petani,” kata Sudirman. Mantan Menteri ESDM mengakui, konsep dan niat program kartu tani sejatinya baik. Hanya saja menurutnya, pelaksanaannya harus ditata ulang. Prinsipnya harus sederhana dan memudahkan petani, bukan sebaliknya. “Eksekusinya kedodoran karena kurang persiapan dan sosialiasi. Semangatnya mendorong transaksi nontunai, tapi petani kita belum seluruhnya siap,” ujarnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar