Selasa, 19 Maret 2024

Gubernur Ganjar Terpukau Lihat Nenek 72 Tahun Gigih Belajar Ngaji

Murianews
Senin, 12 Februari 2018 10:58:26
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat mendengarkan Mbah Simpen mengaji
Murianews, Tegal – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terpukau menyaksikan seorang nenek yang sudah sangat renta namun masih gigih dan semangat untuk belajar membaca Al Quran. Apalagi nenek tersebut merupakan penyandang disabilitas. Nenek itu bernama Mbah Simpen ini umurnya sudah 72 tahun. Nenek yang tinggal di Pesuruan Kidul, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal ini sehari-harinya berjualan asongan untuk menyambung hidup. Ganjar menyaksikan Mbah Simpen begitu semangat belajar, saat Ganjar mengunjungi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sakila Kerti di, Kota Tegal. Mbah Simpen yang sebelumnya benar-benar buta hurud, kini suadh mulai bisa membaca dan menulis setelah menimba ilmu di ‘Sekolah Terminal’ yang dibuka TBM Sakila Kerti. Bahkan saat Ganjar Pranowo menantang nenek berketerbatasan fisik itu membaca surat Al-Fatihah, Mbah Simpen tanpa canggung melafalkan ayat demi ayat hingga tuntas. Selama enam bulan Mbah Simpen belajar mengaji ini, ddengan bimbingan para relawan pengajar. Ia belajr mengaji setiap Jumat dan belajar membaca serta menulis setiap Senin-Kamis. Demikian juga rekan-rekan seprofesinya sesama pedagang asongan yang menimba ilmu di "Sekolah Terminal", semakin bertambah wawasan dan pengetahuan tentang banyak hal. [caption id="attachment_137396" align="aligncenter" width="715"] Ganjar saat berbincang dengan ibu-ibu pengasong di Sekolah Terminal[/caption] Tidak hanya Mbah Simpen, salah seorang murid  "Sekolah Terminal" Priyatin (49), juga unjuk kemahirannya membaca puisi "ngapak" khusus untuk menyambut kehadiran gubernur mengajar di TBM Sakila Kerti. Usai dibacakan di hadapan gubernur, Wali Kota Tegal Nursholeh, Kapolres Tegal  Kota AKBP Jon Wesly Arianto. Puisi berbahasa khas Tegal dengan judul ""Wong Cilik" karya Priyatin itu pun mendapat apresiasi dari gubernur. "Dengan adanya TBM di terminal ini, yang tadinya tidak bisa membaca menjadi bisa membaca, mengaji. Ini sesuai perintah Pak Jokowi tentang budaya literasi, bahkan Allah memerintah iqra atau membaca agar tahu," ujar Ganjar. Menurut gubernur, siapapun berhak belajar dan tempat belajar bisa di mana saja. Baik di sekolah formal, rumah, bahkan terminal pun dapat menjadi tempat menuntut ilmu. Tidak hanya belajar membaca, menulis, serta mengaji, melainkan juga pengetahuan ekonomi dan wirausaha. Ia mencontohkan Priyatin yang sehari-hari berjualan kue kamir khas Tegal, kini dapat berproduksi sendiri setelah mendapat pelatihan di 'Sekolah Terminal". Selain itu juga tahu aneka jenis rasa kue kamir dan harga bahan baku pembuatan kue dari membaca buku. Orang nomor satu di Jateng itu mendorong Sekolah Terminal yang telah berjalan selama 10 tahun ini, tidak hanya sebatas membaca dan mengaji. Namun juga memberikan pelajaran bisnis dan ekonomi. Termasuk akses permodalan untuk pengembangan usaha dengan melibatkan perbankan untuk memberikan pendampingan berwirausaha. "Ini sudah berjalan bagus, nanti masalah apa yang diperlukan saya bantu menyelesaikannya. Tidak cukup baca saja, sekali-kali hadirkan orang yang bisa mengajarkan bisnis dan ekonomi, termasuk yang butuh akses modal untuk pengembangan usaha," terangnya. Sementara itu, pengelola TBM Sakila Kerti Dr Yusqon MPd  menjelaskan, keberadaan KBM yang berdiri pada November 2011 di pojok terminal itu menjadi sarana belajar pedagang asongan, sopir, buruh angkut barang, dan pelaku usaha di terminal, baik belajar baca tulis, dan mengaji. "Hari Jumat, memang khusus untuk belajar mengaji. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan setiap hari dua jam pada sore hari atau sesudah mereka berdagang. Semangat yang dibangun adalah mengajak warga terminal gemar membaca, Alhamdulillah semangat belajar mereka memang sangat tinggi," ujar Yusqon. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar