Selasa, 19 Maret 2024

A Yani, Bandara Terapung Pertama di Indonesia Dioperasikan Sebelum Lebaran

Murianews
Senin, 12 Februari 2018 10:00:10
Prosesi topping off Bandara A Yani Semarang yang dilakukan para menteri dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (istimewa)
Murianews, Semarang – Direktur Utama PT Angkasa Pura Faik Fahmi memastikan, sebelum musim mudik Lebaran 2018, Bandara A Yani Semarang dengan konsep baru sudah bisa dioperasikan. Meski secara keseluruhan, pembangunan bandara terapung (floating airport) pertama di Indonesia akan selesai total pada awal 2019. Bandara ini diterget operasi dengan syarat minimum pada Mei 2018 mendatang. Yakni terminal penumpang, gedung parkir satu lantai, terminal kargo, masjid, gedung perolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran. “Jadi mudik Lebaran tahun ini masyarakat Jawa Tengah sudah bisa membanggakan bandara baru,” katanya. Minggu (11/2/20180 kemarin, sejumlah menteri dan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo melakukan prosesi topping off (penutupan atap) terminal Bandara  A Yani Semarang. Sejumlah menteri yang terlihat yakni Menteri BUMN, Rini M Soemarno, dan Menteri Pekerjaan Umum Budi Karya Sumadi. Konsep bandara Ahmad Yani yang terapung muncul karena sekitar 90% lahan pengembangan bandara berada di sekitar rawa-rawa sehingga kontruksi harus dilakukan dan dibangun di atas air. Konsep ini mirip dengan kontruksi tol atas laut di Bali. Bandara Ahmad Yani Semarang mengusung konsep floating airport yang dipadukan dengan konsep ecogreen. Pada area bandara juga ditanami 24 ribu pohon mangrove untuk mendukung pelestarian lingkungan. Menteri Pekerjaan Umum Budi Karya Sumadi mengatakan, bandara baru ini akan mengatasi masalah over capacity. Kapasitas bandara lama hanya 800 ribu penumpang per tahun, namun realisasi penumpang pada 2017 mencapai 4,4 juta orang. “Terminal bandara baru ini sembilan kan kali lebih besar dari yang lama, dan dapat menampung enam juta penumpang pertahun,” ujanrya. Terminal bandara baru ini memiliki luas 58.652 meter persegi atau sembilan kali lebih luas dibanding terminal lama yang hanya 6.708 meter persegi. Luasan apron mencapai 75.522 meter persegi dan dapat menampung 13 pesawat  narrow body. Terminal baru ini dibangun di atas lahan lunak dan sebagian besar berair dengan menggunakan tiang pancang. “Tentunya ini berkat Pak Gubernur (Ganjar Pranowo) yang selalu njawil-njawil kapan ini kapan ini pak,” kata Budi. Sementara Ganjar Pranowo mengaku senang karena bandara baru yang diidam-idamkan masyarakat Jateng sudah hampir selesai. Sebab seingatnya sudah tiga gubernur yang mencoba mengerjakan proyek bandara baru namun tidak juga selesai. “Saya tidak tahu berapa presiden, berapa Menteri Perhubungan yang mengawal ini. Yang saya tahu tiga gubernur memulai ini. Dua senior saya Pak Mardiyanto dan Pak Bibit (Bibit Waluyo), dan sekarang kelihatan hasilnya,” terangnya. Pengembangan Bandara Ahmad Yani senilai Rp 2,07 triliun ini terdiri dari lima paket. Paket satu pekerjaan lahan dan jalan akses sudah selesai 100 persen. Paket dua, pekerjaan apron dan taxiway juga sudah 100 persen. Paket tiga, pekerjaan pembangunan terminal akan selesai November 2018. Sedang paket empat, yakni bangunan penunjang dan lanskap serta paket lima  pekerjaan water management akan selesai pada 2019. Menteri BUMN Rini M Soemarno mengharapkan, bandara baru ini akan semakin meningkatkan perekonomian Jawa Tengah. “Jateng ini perekonomian meningkat terus sehingga masyarakat semakin sejahtera,” pungkasnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar