Jumat, 29 Maret 2024

2 Siswa SMK di Semarang Begal dan Gorok Sopir Taksi Online, Alasannya Buat Bayar SPP

Murianews
Selasa, 23 Januari 2018 14:12:55
Dua pelaku pembunuh sopir taksi online saat ditangkap. (istimewa)
Murianews, Semarang – Kasus pembunuhan Deny Setiawan, sopir taksi online yang mayatnya dibuang di daerah Sambiroto, Tembalang, Kota Semarang, Sabtu (20/1/2018) akhirnya terungkap. Pelakunya ternyata dua orang remaja yang masih duduk di SMKN 5 Kota Semarang. Mereka yakni DR (16) dan IB (16). Mereka adalah teman sekelas di SMK tersebut. Keduanya berhasil dibekuk jajaran Polrestabes Semarang, Senin (22/1/2018) tengah malam. Dua remaja ini mengaku nekat membegal sopir taksi dan membunuhnya karena butuh uang untuk membayar SPP. Namun pengakuan para pelaku ini disayangkan kepolisian. Karena menurut Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Abioso Seno Aji, orang tua kedua pelaku terhitung orang yang mampu. Ini diketahui setelah pihak kepolisian memanggil orang tua masing-masing. ”Orangtuanya mampu, dan mengaku rutin memberikan uang SPP, nah ini nanti akan kami kembangkan dan dalami lagi motifnya,” katanya dalam jumpa pers, Selasa (23/1/2018). [caption id="attachment_136384" align="aligncenter" width="715"] Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Abioso Seno Aji saat jumpa pers kasus pembunuhan sopir taksi online[/caption] Dari hasil pemeriksaan diketahui jika para pelaku memesan taksi online milik korban melalui aplikasi dari rumah IB di daertah Lemah Gempal, Semarang Selatan, Sabtu (20/1/2018) sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka memesan taksi dengan tujuan Sambiroto, Tembalang. "Sesampai di depan Citra Grand mereka eksekusi, satu duduk di samping sopir, satu di belakang, yang di depan bertugas mengajak ngobrol, yang belakang eksekusi. Korban tidak bisa berbuat apa-apa karena masih mengenakan sabuk pengaman dan konsentrasi menyetir," ujarnya. Tubuh korban lantas dibuang di Jalan Cendana Selatan IV, Sambiroto, Tembalang. Sementara identitas barang dan milik korban diambil. Mobil korban Nissan Grand Livina kemudian ditinggal di Jalan Hos Cokroaminoto, Barusari Semarang, tujuannya jika kasusnya sudah reda mobil akan diambil. Tak hanya itu, HP milik korban juga disembunyikan dengan cara ditanam di kawasan Banjir Kanal Barat, dengan diberi tanda menggunakan bambu. Sementara itu, Kepala SMK 5 Semarang, Suharto kepada wartawan membenarkan jika kedua pelaku adalah siswa di sekolah tersebut. Menurut dia, keseharian dua pelaku juga tak mencolok dan tak pernah terlibat masalah. "Keseharian mereka tidak bermasalah di sekolah. Tidak pernah kena surat peringatan. Prestasinya biasa saja dan mereka dari keluarga mampu secara ekonomi," terangnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar