Jumat, 29 Maret 2024

Bau Tak Sedap Limbah Industri Pembuat Tahu di Karangbener Bae Kudus Dikeluhkan

Faisol Hadi
Selasa, 7 November 2017 12:04:13
Warga menunjukkan Sungai Dawe yang tercemar di Desa Karangbener, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Selasa (7/11/2017). (MuriaNewsCom/Faisol Hadi)
Murianews, Kudus - Keberadaan usaha industri tahu di Desa Karangbener, Bae, Kabupaten Kudus,  membuat resah masyarakat setempat. Sebab, limbah tahu mengakibatkan pencemaran lingkungan sekitar. Supaat, Ketua RT 2 RW 6 Desa Karangbener, mengatakan pencemaran limbah tahu sudah dirasakan warga sejak lama. Tapi saat ini kondisinya makin parah. Itu ditandai dengan bau menyengat yang muncul. "Saat ini, air sumur milik warga sekitar berbau tak sedap, jadi tak bisa digunakan. Padahal, sebelumnya airnya digunakan untuk kebutuhan harian, termasuk air minum. Imbasnya, warga harus membeli air," kata Supaat di Karangbener, kepada wartawan, Selasa (7/11/2017). Menurut dia, dampak dari pencemaran limbah tahu tak hanya pada air sumur. Namun, limbah juga mengotori Sungai Dawe, yang mengalir di Desa Karangbener. Akibatnya, warna air sungai menjadi hitam. Tak hanya warna, baunya juga sangat menyengat. Dia menceritakan, dulu Sungai Dawe yang melintas di desa itu sangat jernih. Banyak pula, warga yang bermain di sungai dan memancing ikan. Tapi hal itu tak lagi dilakukan. Sebab, kondisi sungai yang keruh. "Kondisi sungai yang tercemar tak hanya di Desa Karangbener. Tapi juga pada aliran Sungai Dawe di desa lain seperti Hadipolo, Ngembalrejo, dan Temulus. Disinggung soal berapa jumlah pengusaha tahu yang diketahuinya, dia menyebutkan, totalnya sekitar 15 unit usaha. Editor : Akrom Hazami  

Baca Juga

Komentar