Jumat, 29 Maret 2024

Wali Kota Semarang Tak Maju di Pilgub Jateng, Tapi Kalau Ditunjuk Megawati?

Murianews
Selasa, 31 Oktober 2017 16:02:36
Hendrar Prihadi. (Istimewa)
Murianews, Semarang – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau akrab dipanggil Hendi memstikan tak maju dalam bursa calon gubernur dan wakil gubernur Jateng pada Pilkada 2018 mendatang. Meski demikian, tampaknya keputusan itu tak final. Karena Hendi mengisyaratkan ada faktor lain yang bisa saja membuatnya tiba-tiba maju. Faktor itu bisa saja terjadi, jika DPP PDI Perjuangan sebagai partai tempat ia bernaung menugaskan atau menunjukknya sebagai cagub atau cawagub. Ini terlihat dari jawaban Hendi saat menemui wartawan, Selasa (31/10/2017). Dalam kesempatan itu Hendi mengibaratkan, seorang pegawai yang tak bisa mengelak jika ditugaskan atasannya. Ia mengambil perandaian jika Kabag Humas Pemkot Semarang, Achyani, yang tak bisa menolak jika diberi tugas oleh wali kota. "Andai Pak Achyani saya tugaskan, tentu dia tidak akan menolak tugas dari saya selaku atasan beliau," kata Hendi, dikutip dari Antarajateng.com. Namum Hendi menegaskan dirinya tak mencalonkan diri sebagai gubernur atau wakil gubernur dalam Pilgub Jateng 2018. Ini dibuktikan dengan tak mendaftarnya Hendi dalam penjaringan yang dibuka DPD PDI Perjuangan Jateng belum lama ini. Namun nama Hendi kembali menguat setelah masuk dalam radar penilaian pemimpin daerah berprestasi oleh DPP PDI Perjuangan. Nama Hendi disandingkan dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bima Arya (Wali Kota Bogor), dan Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng Sulawesi Selatan). Nama keempat orang ini disebut dan dipuji Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Keempat nama itu dijaring untuk dihadirkan sebagai calon pemimpin daerah yang mampu menghadirkan perubahan sistemik berdasarkan kerja faktual di lapangan. Penjaringan ini dilakukan usai DPD Partai Golkar Jabar mendeklarasikan bubarnya koalisi dengan PDI Perjuangan, karena Golkar mendukung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jabar. "PDIP membentuk tim kajian kecil untuk menilai kinerja beberapa pemimpin daerah. Setelah itu kami ukur siapa yang mampu menghadirkan perubahan sistemik, perubahan yang tidak hanya diukur dari sosial media tetapi keja faktual di lapangan," kata Hasto pada Tribunnews.com. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar