Selasa, 19 Maret 2024

Tulisan-tulisan Galau di Bukit Ini Bikin Gubernur Ganjar Terpingkal-pingkal

Murianews
Jumat, 29 September 2017 10:31:35
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat tertawa sambil menunjukkan kalimat galau yang ada di Bukit Tangkeban. (MuriaNewsCom)
Murianews, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut mempromosikan tempat-tempat wisata di provinsi ini yang ponya potensi namun belum dikenal luas. Salah satunya adalah Bukit Tangkeban, yang ada di Desa Nyalembeng, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Ganjar bahkan terpikat dengan tempat wisata ini, hingga menjulukinya sebagai ‘Bukit Galau’. Ia mempromosikan tempat wisata ini melalui akun FB Fanjar Pranowo, dengan menuliskan keherannya karena tempat wisata indah itu tak bisa ditemukan melalui taglocation. “Kok bisa ya, tempat wisata seindah ini tidak bisa saya cari di tag location instagram. Ada yang tau ini dimana? Ayo bantu viralkan potensi alam jawa tengah... #Pemalang,” tulis Ganjar. Bukit yang berada pada ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut tersebut, memang cukup unik. Pengelolanya pun cukup cerdas dengan memasang berbagai papan dengan ungkapan-ungkapan unik yang mewakili suasana hati. Ganjar beberapa kali tersenyum saat membaca tulisan-tulisan yang ada di bukit tersebut. Mulai dari 'Ditinggal Kawin, Jalan Sama Aku, Nikah Dengan Temanku, Kapan Putus?. Ada lagi tulisan Jangan Ingat Mantan, Ingatlah Allah, dan Biarlah Masa Lalu Menjadi Masa Bodo. "Lha ini cocoknya disebut Bukit Galau, cocok dengan yang sedang putus cinta," terangnya. Ganjar menilai Bukit Tangkeban memiliki potensi wisata yang mumpuni, meski masih perlu ada pembenahan di sejumlah hal. [caption id="attachment_127115" align="aligncenter" width="565"] Ganjar Pranowo saat berada di Bukit Tangkepan yang dijulukinya sebagai ’Bukit Galau’. (MuriaNewsCom)[/caption]   Dia menyarankan agar pengelola bekerja sama dengan arsitektur atau perguruan tinggi dalam penataan lokasi agar lebih menarik. "Ini kan ide kreatif anak muda, dengan adanya ahli bisa menyusun landskap dan membuat wahana yang bagus, menarik, tapi aman," cetusnya. Jika hal tersebut sudah tertata, lanjut Ganjar, maka yang harus dilakukan selanjutnya yakni dengan menggencarkan promosi. Di era milenial media sosial adalah sarana yang tepat dan murah karena gratis. Pengelola ungkapnya harus bisa memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan tempat ini. Meski begitu, keasrian dan alaminya tempat ini menurutnya juga tetap harus dijaga dengan baik. "Tulis segala sesuatu yang menarik. Misal kunjungan yang tepat kala pagi saat Gunung Slamet terlihat jelas, atau testimoni dari tokoh yang bisa memacu kunjungan," papar Ganjar. Soal ungkapan-ungkapan galau yang terpampang, Ganjar menilai 'bahasa-bahasa ngeri' tersebut adalah bentuk candaan kekinian yang akrab di telinga anak muda. "Terus saja dipopulerkan, itu kan candaan anak muda yang bahasa gaulnya seperti itu. Malah nanti bisa menjadi hits," kata politisi PDIP ini. Pengelola Bukit Tangkeban, Iin Muazis mengatakan lokasi wisata tersebut baru dibuka tiga bulan ini. Pengunjung cukup membayar tiket masuk Rp 3.000 dan parkir Rp 2.000. "Selain pemandangan dan gardu pandang, di sini ada wisata religi makam dan petilasan Mbah Sulaiman, penyebar agama Islam di daerah sini," ungkapnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar