Jumat, 29 Maret 2024

Hebat!! Kades di Grobogan Ini Sukses Manfaatkan Lampu Listrik untuk Berantas Hama di Bawang Merah

Dani Agus
Jumat, 22 September 2017 18:40:24
Kepala Desa Penawangan Tri Joko Purnomo di areal tanaman bawang merahnya yang dipenuhi ratusan lampu penerangan. (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Pemandangan cukup unik terlihat di areal sawah yang ada di Desa/Kecamatan Penawangan sejak beberapa hari lalu. Hal ini terkait adanya ratusan lampu listrik yang terpasang di areal persawahan tersebut. Banyaknya lampu di areal sawah yang dibawahnya terdapat hamparan tanaman bawang merah itu sempat menarik perhatian pengendara yang melintasi jalan raya Purwodadi-Semarang. Lokasi sawah yang ada lampunya itu memang hanya berjarak sekitar 50 meter dari jalan raya. Saat lampu dinyalakan menjelang petang, pancaran lampu neon di hamparan sawah terlihat seperti kunang-kunang. Lahan bawang merah yang dipasangi lampu itu milik Kepala Desa Penawangan Tri Joko Purnomo. Hamparan bawang merah itu luasnya sekitar 5 hektare. Jumlah lampu yang terpasang hampir 300 titik. Lampu dipasang di antara tiang bambu yang berfungsi sebagai tempat menautkan kabel listrik. Lampu di areal sawah itu dipasang rapi dengan jarak hampir seragam. Kira-kira, tiap jarak lima meter dipasangi satu titik lampu. ”Pemasangan lampu ini merupakan eksperimen untuk menekan hama ulat yang menyerang bawang merah. Setelah dipasang lampu, dampaknya cukup bagus,” kata Joko, saat ditemui MuriaNewsCom di areal sawahnya, Jumat (22/9/2017). Pemasangan lampu itu memang tidak berdampak secara langsung untuk menekan hama ulat. Tetapi fungsinya sebagai penarik perhatian atau pemancing buat serangga supaya keluar dari tanaman bawang merah. Keluarnya serangga yang jadi penghasil ulat itulah diikuti dengan datangnya banyak kelelawar di areal sawah. Binatang malam inilah yang akhirnya memangsa serangga yang keluar mendekati sorot lampu tersebut. Munculnya kelelawar memang terlihat tidak lama setelah lampu dinyalakan. Setelah suasana gelap, jumlah kelelawar yang beterbangan di areal sawah makin banyak. Beberapa kelelawar terlihat bermanuver untuk memangsa serangga yang keluar dari sarangnya mendekati sorot lampu. ”Kelelawar ini jenis pemakan serangga. Bukan jenis codot atau kelelawar yang makanannya buah-buahan. Kelelawar jenis ini merupakan salah satu predator alami serangga,” jelas Ketua Kelompok Tani Niaga Tani yang tanaman bawang merahnya sempat jadi juara nasional dalam Pekan Nasional KTNA di Aceh beberapa waktu lalu itu. Joko menjelaskan, serangga yang bersarang pada tanaman bawang merah karena butuh tempat untuk bertelur. Telur itu menempel pada daun dan setelah menetas jadi ulat-ulat kecil. Ulat inilah yang kemudian memakan daun bawang merah usia muda. Untuk membasmi ulat tersebut tidak mudah. Ketika serangan mengganas, butuh beberapa kali penyemprotan insektisida dalam satu hari. Itupun, terkadang hasilnya belum bisa maksimal. “Jika tidak dikendalikan, dalam semalam, hama ulat ini bisa menghabiskan tanaman bawang merah. Hama ulat inilah yang jadi salah satu momok petani bawang merah,” kata Joko. Guna menekan serangan hama, salah satu solusinya adalah mencegah agar serangga jangan sampai bertelur. Sebelum memakai lampu, berbagai motode untuk mengurangi serangga sudah pernah dicoba. Namun, sejauh ini hasilnya dinilai kurang maksimal dibandingkan setelah menggunakan lampu. Menurut Joko, tanaman bawang merah di lahan sawahnya usaianya tidak seragam. Paling tua berusia 40 hari. Ada sebagian lahan yang ursia tanamannya sekitar 15 hari. Kemudian, beberapa lahan lainnya baru ditanami bawang merah beberapa hari lalu. Setelah dipasang lampu, serangan hama ulat turun drastis dibandingkan sebelum dikasih penerangan tersebut. Kondisi ini bisa terjadi karena sudah banyak serangga yang dimakan predator alami sehingga tidak sampai bertelur pada tanaman. “Sebenarnya, ada predator alami lagi yang memangsa serangga, yakni katak. Tetapi, sekarang populasi katak sawah sudah kurang karena diburu orang,” imbuhnya.  Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar