Jumat, 29 Maret 2024

Banyak Pendaki Rayakan 1 Sura di Puncak Gunung Merapi

Murianews
Senin, 18 September 2017 18:38:47
Pendaki memanfaatkan waktu untuk naik Gunung Merapi. (www.konfrontasi.com)
Murianews, Boyolali - Pendaki ke puncak Gunung Merapi melalui jalur pintu di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali sepekan ini, jumlahnya terus meningkat dibanding sebelumnya. "Jumlah pendaki Gunung Merapi sepekan ini, mencapai 250 orang atau meningkat dibanding pekan sebelumnya hanya 100 orang," kata Samsuri, petugas jaga retribusi pendakian dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM), di Desa Lencoh Boyolali, Senin (18/9/2017) dikutip dari Antarajateng.com. Menurut Samsuri ratusan orang pendaki tersebut datang dari berbagai daerah antara lain, Jakarta, Yogyakarta, dan warga lokal seperti Solo, Semarang, Klaten dan Boyolali. Namun, lanjut Samsuri jumlah pendaki akan mencapai puncaknya pada malam 1 Sura atau menurut kalender jawa atau Tahun Baru 1439 Hijriah yang jatuh pada Rabu (20/9/2017) malam hingga Kamis (21/9/2017) dini hari, diperkirakan mencapai hingga sekitar 1.000 orang. "Saya perkirakan jumlah pendaki Merapi mencapai sekitar 1.000 orang atau meningkat dibanding malam 1 Sura tahun sebelumnya mencapai sekitar 700 orang," kata Samsuri. Samsuri mengatakan jumlah pendaki ke Merapi pada malam 1 Sura biasanya selain masyarakat Boyolali dan sekitarnya, juga pendaki atau pencinta alam dari luar daerah di Pulau Jawa dan wisatawan asing. Pada acara malam 1 Sura masyarakat di Merapi juga melakukan upacara ritual "Sedekah Gunung", sehingga kondisi di puncak atau di kawasan Pasar Bubrah ramai sekali. Mereka selain menikmati pemandangan pegunungan pada malam hari, juga upacara ritual adat budaya masyarakat setempat. "Upacara sedekah gunung merupakan tradisi masyarakat lereng Merapi di Selo digelar setiap tahun, pada malam 1 Sura, untuk melestarikan dan menarik wisatawan untuk berkunjung di daerah ini," ujarnya. Pada acara pendakian pada malam 1 Sura, kata dia, petugas dari BTNGM akan menurunkan sekitar 40 orang, dan ditambah tim SAR desa setempat. Yakni Barameru yang akan memantau setiap jalur pendakian hingga ke Pasar Bubrah atau di bawah puncak Merapi. Menyinggung soal retribusi bagi pendaki, Samsuri mengatakan setiap pendaki ke Merapi hanya ditarik restribusi Rp 16.000 untuk hari-hari biasa, sedangkan Rp 18.500 per orang pada hari libur atau malam minggu. Kendati demikian, pihaknya mengimbau kepada pendaki untuk tetap waspada karena sekarang memasuki musim kemarau yang rawan kebakaran sehingga dilarang membuat api unggul di lokasi pendakian. "Pada musim kemarau saat ini, rawan kebakaran, sehingga pendaki dilarang membuat api unggun atau lainnya di lereng gunung, karena banyak dahan atau rumput kering yang mudah terbakar," pungkasnya. Editor : Akrom Hazami  

Baca Juga

Komentar