Kamis, 28 Maret 2024

Hebat!! Penyandang Difabel dari Banjarejo Grobogan Ini Berhasil Bikin Kaki Palsu dari Barang Bekas

Dani Agus
Kamis, 7 September 2017 18:31:52
Budi Santoso, penyadang difabel dari Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus yang berhasil membuat kaki palsu dari barang bekas. (MuriaNewCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Alat bantu kaki atau kaki palsu buat penyandang difabel tidak harus dibuat dari bahan berharga mahal. Alat bantu jalan ini ternyata juga bisa dirangkai dari bahan bekas. Seorang penyandang difabel dari Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus bernama Budi Santoso sudah berhasil membuktikan. Tidak hanya satu, tetapi kaki palsu yang dibuat Budi sudah mencapai 15 unit. Selain dipakai sendiri, kaki palsu bikinan Budi juga dipakai penyadang difabel dari berbagai kota. Seperti Jepara, Blora, Jakarta, Semarang, dan Solo. Beberapa kaki palsu digunakan oleh penyandang difabel di sekitar tempat tinggalnya. Bahan pembuatan kaki palsu didapat dari barang bekas. Mulai dari ember plastik bekas wadah cat tembok, spon, pipa, besi dan spare part motor. “Terkadang ada bahan yang beli baru, tergantung permintaan. Misalnya, pipa stainless,” jelas lajang berusia 22 tahun itu. Meski dibuat dari bahan bekas, namun Budi mengklaim produk buatannya tidak kalah dengan hasil pabrikan. Bahkan, dia menyatakan, produk bikinannya ada beberapa kelebihan lain. Yakni, lebih ringan dibandingkan produk kaki palsu yang sudah pernah dijumpai. Produk kaki palsu yang banyak beredar saat ini beratnya bisa sampai 5 kg. Sedangkan, produk kaki palsu dari bahan bekas tidak sampai 3 kg sehingga membikin nyaman penggunanya. Kelebihan lainnya, kaki palsu yang dibikin Budi dilengkapi engsel dibagian lutut dan di diatas tumit. Adanya engsel ini, membuat penggunanya serasa berjalan dengan kaki sempurna. “Kaki palsu yang sudah saya lihat modelnya kaku. Alat yang saya buat ini, bisa digunakan untuk bersepeda. Ini bisa dilakukan dengan adanya engsel yang membuat kaki palsu ini elastis, mirip kaki asli,” terang anak tunggal pasangan Suwadi dan Karsini itu. Untuk lebih meyakinkan, Budi kemudian mencoba menggunakan kaki palsu sebelah kiri yang biasa dipakai sehari-hari. Setelah terpasang, ia berjalan-jalan beberapa saat dengan kaki palsunya. Saat berjalan memang tidak terlihat jika Budi adalah seorang penyandang difabel. Namun, sempat terdengar suara berderit ketika kaki palsu itu digunakan berjalan. “Engselnya agak kering sehingga ada bunyi. Belum sempat saya kasih minyak goreng sebagai pelicin. Engselnya memang butuh ditetesi pelicin secara berkala biar tidak kering,” terang Budi. Menurut Budi, dari sekitar 15 orang yang menggunakan kaki palsu buatannya, tidak ada yang komplain. Bahkan, mereka merasa nyaman dan tidak lagi menggunakan kaki palsu yang dipakai sebelumnya. “Alhamdulillah, orang yang pakai kaki palsu buatan saya merasa puas. Saya juga merasa senang bisa membantu sesame penyandang difabel,” imbuhnya.  Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar