Jumat, 29 Maret 2024

Panen Brambang Melimpah, Warga Sidoharjo Pati Nanggap Wayang Kulit

Lismanto
Senin, 28 Agustus 2017 14:30:53
Dalang asal Solo, Ki Bayu Aji Pamungkas saat memainkan wayang di Desa Sukoharjo, Wedarijaksa, Pati. (MuriaNewsCom/Lismanto)
Murianews, Pati - Warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Pati memanfaatkan momen akhir bulan Apit dalam kalender Jawa untuk mengagendakan bersih desa dengan wayang kulit. Pagelaran itu sekaligus menjadi wujud rasa syukur petani setempat karena panen bawang merah yang melimpah. Kepala desa setempat, Bogi Yulistanto mengatakan, komoditas utama yang dihasilkan petani di Desa Sidoharjo adalah bawang merah dan padi. Karena itu, padi dan brambang diikat di atas panggung pada pagelaran wayang kulit agar pertanian warga diberkahi. "Kondisi bawang merah cukup bagus, tapi harganya yang saat ini masih kurang memuaskan. Di sini, petaninya hampir separuh lebih merupakan anak muda. Mereka suka bertani bawang merah," ungkap Bogi, Senin (28/8/2017). Bupati Pati Haryanto yang hadir dalam pagelaran wayang tersebut memberikan apresiasi kepada pemerintah desa yang masih nguri-uri budaya Jawa melalui kesenian. Sebab, kesenian dan budaya tradisional saat ini mulai dilupakan di tengah kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat. Menurutnya, ada tiga hal penting yang bisa diambil manfaat saat petani mengungkapkan rasa syukur pada prosesi bersih desa melalui kesenian. Pertama, pembersihan desa dari aspek jasmani, lingkungan maupun spiritual. Jiwa masyarakatnya dibersihkan agar tidak gampang iri, dengki dan sifat-sifat buruk lainnya. Sebaliknya, bersih desa bisa dimanfaatkan untuk gladi agar manusia punya sifat yang bersih, baik dan bertindak sesuai dengan ajaran agama. Kedua, kesenian bisa memupuk semangat persatuan dan kesatuan bangsa, karena masyarakat "tumplek blek" menonton bersama tanpa membedakan status sosial. Ketiga, tontotan tradisional bisa meningkatkan tali silaturahmi dan persaudaraan. Sementara Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo menambahkan, potensi pertanian di Kabupaten Pati sangat luar biasa. Bawang merah menjadi salah satu komoditas andalan yang dihasilkan dari bumi Wedarijaksa. "Setiap tahun, Pati selalu memberikan kontribusi yang baik untuk ketahanan pangan nasional. Hal itu tidak lepas dari perjuangan para petani di Pati. Kami berharap, Pati akan terus menjadi lumbung pertaniannya Indonesia," tutur Firman. Pagelaran wayang sendiri mengambil lakon "Pendawa Manunggal". Lakon itu mengisahkan perjuangan Pandawa dalam merebut tahta kepemimpinan Kurawa yang mendasarkan ego, kepentingan pribadi, dan angkara murka dalam setiap kebijakannya untuk rakyat. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar