Murianews, Rembang – Pemerintah kini terus menggenjot program stop buang air besar sembarangan (BABS).Ditargetkan, pada 2017 nanti seluruh desa/kelurahan di Indonesia sudah terbebas dari perilaku BABS atau open defecation free (ODF).
Program ini juga berlaku untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, yang menargetkan pada 2017 juga sudah mencapai ODF. Namun demikian, untuk mencapai hal tersebut, memang tak cukup mudah bagi Pemkab Rembang, khususnya yang menyasar di wilayah pantai. Sebab, warga masih memiliki kebiasaan BAB di pinggiran pantai, bukan di jamban.
Salah seorang warga Desa Kabongan Lor, Kecamatan Rembang, Kusmidah mengatakan, di desanya yang letaknya berada di pinggiran pantai, sebenarnya sudah ada fasilitas WC umum yang dibangun melalui program PNPM sekitar empat tahun lalu.
Meski demikian, warga di daerahnya masih banyak yang BAB di pinggiran pantai.”Bukannya di sini itu tidak ada jamban, tapi memang warga merasa lebih nyaman kalau BAB di pinggir pantai, lebih sejuk. Kalau di dalam WC itu pengap,” ujarnya.
Dirinya juga mengatakan, jika WC umum yang ada di tempat tersebut juga tempatnya bersih, karena sudah ada petugas yang membersihkan. Namun, lagi-lagi warga mengaku tak terbiasa, sehingga kurang nyaman kalau BAB di WC.
Lebih lanjut dirinya juga mengatakan, sebenarnya warga juga mampu untuk membuat jamban.”Tapi kalau di dalam rumah itu, rasanya jijik. Kalau kamar mandi sih sebagian sudah ada yang punya, tapi kalau BAB memang masih banyak yang pilih di pinggir pantai,” katanya.
Editor : Kholistiono