Jumat, 29 Maret 2024

Ungkap Misteri Kematian Riko, Makamnya di Desa Dorolegi Grobogan Dibongkar

Dani Agus
Kamis, 6 Oktober 2016 16:03:20
Tim DVI Polda Jateng tiba di pemakaman umum Desa Dorolegi, Godong untuk membongkar makam Riko Fatoni, Kamis (06/10/2016) (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews,Grobogan - Puluhan aparat kepolisian terpaksa membongkar makam Riko Fatoni, warga Dusun Waruk, Desa Dorolegi, Kecamatan Godong, Kamis (06/10/2016). Pembongkaran mayat yang sudah dikubur sekitar lima hari itu dilakukan untuk menyingkap penyebab kematian remaja berusia 22 tahun tersebut. Sekadar diketahui, Riko pertama kali ditemukan tergeletak di pinggir Jalan Raya Purwodadi-Semarang di depan RM Gubug Istana, Jumat (29/09/2016) sekitar pukul 23.30 WIB. Oleh warga sekitar, Riko yang mengalami banyak luka ditubuhnya langsung dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Gubug, Namun, nyawanya tidak tertolong. Semula, Riko dikabarkan tewas karena kasus tabrak lari dan keesokan harinya jenazah langsung dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. Pasca pemakaman, mulai muncul kabar jika tewasnya Riko bukan disebabkan kecelakaan lalu lintas. Tetapi, ada dugaan kalau Riko tewas lantaran dibunuh orang. Hal itu berdasarkan beberapa luka yang terdapat pada tubuh korban yang dinilai janggal oleh banyak orang. Karena kabar inilah, pihak keluarga akhirnya meminta pihak berwajib untuk melakukan autopsi untuk menyingkap penyebab kematian Riko. “Kami ingin mengetahui secara pasti penyebab kematian anak saya. Makanya, kami meminta pihak berwajib segera melakukan autopsi,” kata Matkuri, ayah korban pada wartawan. Matkuri mengatakan, kematian anaknya memang terasa janggal dan dinilai bukan disebabkan kecelakaan. Sebab, di beberapa bagian tubuh terdapat luka seperti bekas sabetan senjata tajam. Pelaksanaan pembongkaran makam untuk melakukan autopsi itu dilakukan oleh tim DVI dari Polda Jateng dibantu petugas dari Polres Demak. Karena, tempat kejadian perkara tewasnya Riko masuk kewenangan Polres Demak. Jalannya pembongkaran makam juga disaksikan ratusan warga setempat. Sejumlah petugas dari Polsek Godong juga terlihat di lokasi untuk membantu pengamanan. Setelah dilakukan autopsi hasilnya baru akan diketahui beberapa hari lagi. Kepala Desa Dorolegi Widjanarko menyatakan, permintaan autopsi itu memang berasal dari inisiatif orang tua korban. Hal itu disebabkan adanya kejanggalan yang dilihat dari pihak keluarga korban. “Akhirnya, kami membantu keinginan pihak keluarga korban untuk mengurus permintaan otopsi. Kami berharap melalui otopsi ini penyebab kematian korban jadi jelas dan tidak menjadi pertanyaan di masyarakat,’’ katanya. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar