Jumat, 29 Maret 2024

Ratusan Warga Putus Sekolah di Rembang Ikuti Kejar Paket

Edy Sutriyono
Sabtu, 17 September 2016 09:05:51
Beberapa warga sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan di LKP Siap Mandiri di Desa Suntri, Kecamatan Gunem, Sabtu (17/09/2016). (MuriaNewsCom/Edy Sutriyono)
Murianews, Rembang – Sedikitnya ada 940 warga Rembang yang putus sekolah mengikuti pendidikan kesetaraan paket A, B dan C. Pendidikan non formal ini didukung PT Semen Indonesia, sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan di Indonesia. Kepala Departemen CSR Semen Indonesia Wahjudi Heru mengatakan, di Rembang, saat ini ada sebanyak empat Pusat Kegiatan Belajar Masyaraat (PKBM) dan satu Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang kebutuhan operasionalnya dibantu oleh PT Semen Indonesia. “Ada empat PKBM dan satu LKP di Rembang yang saat ini disupport PT Semen Indonesia untuk pengembangan pendidikan masyarakat, khususnya mereka yang putus sekolah. Masing-masing PKBM dan LKP  tersebut terdapat di Kecamatan Bulu, Kecamatan Gunem, Kecamatan Sale Kecamatan Pamotan,” ujarnya. Dia melanjutkan, untuk memberikan support terhadap penyelenggaran pendidikan kejar paket dan kursus tersebut, saat ini pihaknya sudah mengeluarkan anggaran mencapai Rp1,64 miliar. Dengan adanya pendidikan kejar paket tersebut, pihaknya berharap, dapat memberikan sumbangsih terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia. Masyarakat yang putus sekolah, menurutnya, juga berhak mendapat pendidikan, meski tidak harus secara formal. Sementara itu, Kasi Pendidikan Kesetaraan Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Agus Sugiyanto menyatakan, sejauh ini, data yang dimiliki, ada 940 warga yang ikut pendidikan kejar paket. Namun demikian, katanya, masih cukup banyak lagi warga yang belum mengikuti pendidikan kesetaraan. Seperti halnya di Kecamatan Gunem. “Peran pihak ketiga, termasuk dari PT Semen Indonesia dalam pengembangan pendidikan kesetaraan memang baik. Mereka membantu warga, khususnya yang berada di dekat kawasan lokasi pabrik semen, untuk mendapatkan pendidikan,” katanya. Menurutnya, jika hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah saja, maka akan mustahil penuntasan pendidikan kesetaraan bagi warga putus sekolah bisa selesai. Sebab, kuota yang diberikan oleh pemerintah untuk pendidikan kesetaraan masih sangat kurang. "Pendidikan kesetaraan ini penting, maka dari itu harus didukung semua pihak. Dalam pelaksanaannya ini, kami mengajarkan berbagai kemampuan di bidang kognitif dan nonkognitif bagi warga belajar. Keterampilan dan kewirausaan juga diajarkan, seperti halnya pembuatan kue dan kerajinan tangan,” ungkapnya. Salah seorang warga belajar dari LKP Siap Mandiri dari Desa Sidomulyo, Kecamatan Gunem, Abdul Rosyid mengatakan, dirinya merasa terbantu dengan mengikuti pendidikan kesetaraan Paket C. Dengan materi kewirausahaan yang diberikan pengelola, bisa membantu mengembangkan pemasaran usaha kerajinan tas yang selama ini sudah dikerjakan. “Di rumah saya memiliki usaha kerajinan tas. Dari pendidikan kesetaran, saya bisa belajar bagaimana memasarkan barang kerajinan. Saya juga bisa memperdalam teknik kerajinan sesuai dengan bidang yang saya geluti,” imbuhnya. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar