Murianews, Jepara – Meskipun capaian setor pajak bumi dan bangunan (PBB) tahun ini cukup lumayan. Namun tercatat piutang sektor ini mencapai Rp 8,8 miliar. Rinciannya, untuk tahun 2014, piutang sebesar Rp 2 miliar, tahun 2015 sebesar Rp 2,2 miliar dan 2016 ini, sampai awal september ini mencapai Rp 4,6 miliar.
Demikian disampaikan Kasi Penagihan dan Pelaporan Pajak pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKD) Jepara, Budhi Sulistiyawan. Menurutnya, hingga awal September ini, untuk tahun 2016 piutangnya sekitar Rp 4,6 miliar, sehingga total dari tahun 2014 sampai sekarang mencapai Rp 8,8 miliar.
“Persebaran piutang PBB tersebut ada di beberapa desa yang mayoritas ada di tujuh kecamatan. Yaitu, Kecamatan Kota, Mayong, Pecangaan, Batealit, Mlonggo, Bangsri, dan Kecamatan Tahunan,” ujar Budhi kepada MuriaNewsCom, Kamis (8/9/2016).
Banyaknya jumlah piutang tersebut, selain masih kurangnya kesadaran masyarakat membayar pajak, juga terkendala petugas penarik di setiap desa. Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi kendala tersendiri dalan proses penarikan PBB. "Petugas penarik pajak terbatas dan hanya itu-itu saja. Sehingga banyak pajak yang belum terbayar, " kata Budhi.
Ia juga mengemukakan, terkait kendala tersebut, pihaknya akan melakukan penarikan aktif melalui koordinasi dengan camat setempat. Karena camat juga beperan penting untuk berkoordinasi dengan pihak desa yang PBB-nya belum lunas.
"Yang paling berperan penuh adalah pihak desa karena ia merupakan ujung tombak untuk melakukan penarikan pada warganya yang belum membayar PBB," katanya.
Ia menambahkan, target PBB tahun ini sebesar Rp 16 miliar. Jumlah tersebut dinaikkan di APBD perubahan dari sebelumnya yang hanya Rp 15, 7 miliar. Meski dinaikkan, pihaknya mengaku optimistis target tersebut dapat dicapai dalam sisa waktu sebelum akhir tahun ini.
"Sebelum ada perubahan di APBD-P kemarin, target Rp 15,7 miliar sudah dapat dicapai. Namun ada perubahan target mencapai Rp 16 miliar. Kali ini kami sudah mencapai Rp 15,79 miliar. Jadi kurang sedikit untuk mencapai target Rp 16 miliar,” imbuhnya.
Editor : Akrom Hazami