Jumat, 29 Maret 2024

Misteri Penampakan Kuntilanak di Kawasan Taman Lumpur Kesongo Blora

Murianews
Rabu, 29 Juni 2016 22:06:42
Murianews, Blora – Keberadaan Lumpur Kesongo yang berada di Area Perhutani KPH Randublatung Blora, terletak di Petak 141 RPH Padas BKPH Trembes, tak lepas dari cerita misteri mengenai asal usulnya, yang dikaitkan dengan Joko Linglung yang menjelma sebagai sosok ular ketika bertapa.

Bahkan, hingga sekarang cerita mistis mengenai Lumpur Kesongo masih cukup kental. Tak jarang, kawasan Lumpur Kesongo menjadi tujuan sebagian orang untuk mengambil pesugihan ataupun ritual lain. Sebagai persembahannya adalah kepala kerbau atau kepala sapi, diletakkan di tempat tersebut.

Kawasan yang sebenarnya memiliki potensi wisata seperti Bleduk Kuwu di Grobogan, kini justru terkesan angker dengan cerita-cerita mistis yang beredar di masyarakat. Seperti halnya yang diceritakan Kristiyono, yang tempat tinggalnya berdekatan dengan kawasan Lumpur Kesongo, tepatnya di Dusun Sucen, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Blora.

Kristiyono mengaku mendapatkan cerita ini dari Mbah Amat, Juru Kunci Taman Lumpur Kesongo. Semenjak kawasan tersebut menjadi tempat tujuan oleh beberapa orang yang ingin hajatnya dikabulkan, maka tak jarang penampakan-penampakan makhlus halus muncul di tempat tersebut.

“Mbah Amat sudah seringkali menemui penampakan makluk halus seperti kuntilanak dan pocong. Belum lagi suara keluarnya lumpur kecil yang terus menerus membuat suasana Lumpur Kesongo menjadi makin mencekam,” cerita  Kristiyono.

Ditambah lagi, katanya, sebelah barat kawasan Lumpur Kesongo merupakan tempat penguburan PKI pada tahun 1965 yang membuat penampakan makhluk astral semakin banyak ditemui. Banyak korban PKI yang di kubur di kawasan tersebut.

Menurutnya, warga sekitar yang beraktivitas di sekitar Kawasan Lumpur Kesongo seperti bercocok tanam dan mencari kayu bakar, sering menemui penampakan makluh halus, entah itu di siang hari maupun di malam hari. “Jika malam hari, sering dijumpai pocong dan kuntilanak, sementara kalau siang hari sering di jumpai banaspati dan kepala manusia yang terbang berkeliaran. Warga sekitar menyebutnya pepekan,” imbuhnya.

Perlu diketahui, Lumpur Kesongo ini bermula dari legenda Ki Joko Linglung yang datang di kawasan tersebut untuk melakukan pertapaan. Pada pertapaannya itu, Ki Joko Linglung menjelma menjadi seekor ular yang sangat besar. Pertapaan ini memakan waktu bertahun-tahun lamanya, sehingga tubuh ular penjelmaan Ki Joko Linglung tertutup oleh pepohonan dan  tanaman merambat. Berdasarkan pesan sang guru, selama bertapa Ki Joko Linglung dilarang makan, kecuali ada sesuatu yang masuk kedalam mulutnya. Dalam pertapaannya, ular penjelmaan Ki Joko Linglung membuka mulutnya, sehingga terlihat seperti mulut gua.

 Suatu ketika, datanglah sepuluh anak pengembala mengembalakan sapinya di daerah tempat Ki Joko Linglung bertapa.  Tiba-tiba terjadi hujan lebat sehingga sepuluh pengembala itu mencari tempat berteduh. Secara tidak sengaja, salah satu dari sepuluh pengembala tersebut ada yang menemukan gua. Kemudian dia mengajak teman-temannya untuk berteduh di gua yang ditemukannya. Namun satu dari teman mereka tidak mau masuk ke dalam gua tersebut.

Pada saat berteduh, sembilan pengembala tersebut tidak menyadari kalau gua tempat mereka berteduh merupakan mulut dari ular penjelmaan Ki Joko Linglung yang sedang bertapa. Di dalam gua sembilan anak tesebut memukul-mukulkan goloknya ke dinding gua. Karena terkejut dan kesakitan dengan adanya orang yang masuk ke dalam mulutnya, ular jelmaan Ki Joko Linglung pun menutup mulutnya, dan sembilan pengembala tadi pun tertelan ke dalam perut ular penjelmaan Ki Joko Linglung.

Satu teman mereka yang tidak masuk ke dalam mulut gua tersebut kaget melihat kejadian itu. Dan Ki Joko Linglung yang telah kekenyangan setelah memakan sembilan anak pengembala tersebut mengeluarkan air liur dari mulutnya. Hal itu, karena dia telah berpuasa bertahun-tahun lamanya. Air liur Ki Joko Linglung yang jatuh ke tanah  secara menakjubkan menjadi letupan-letupan sumber lumpur yang ke luar dari perut bumi.

Setelah merasa kenyang, Ki Joko Linglung pun kembali melanjutkan proses pertapaannya dengan masuk ke perut bumi. Sumber lumpur yang ke luar dari perut bumi itu, sampai saat ini terus ke luar dengan lokasi yang berpindah-pindah.Pada saat tertentu terjadi letupan yang besar dan berlangsung seharian. Masyarakat sekitar menyakini lokasi lumpur yang berpindah-pindah itu merupakan tempat pertapaan Ki Joko Linglung

Satu anak pengembala yang selamat itu pun pulang ke desanya. Dia kemudian  menceritakan semua kejadian yang dialaminya bersama teman-temannya. Tempat semburan lumpur tersebut akhirnya dinamakan Kesongo atau Pesongo  yang berasal dari kata apesnya cah songgo (sialnya anak sembilan). Dikarenakan cerita tentang kesaktian Ki Joko Linglung dan tempat pertapaannya tersebut berkembang di masyarakat luas, maka tempat ini pun sampai sekarang merupakan tempat yang banyak dikunjungi orang untuk melakukan ritual permohonan berkah kepada Ki Joko Linglung agar diberi kesuksesan dunia.

Kirim cerita mistismu di MuriaNewsCom.

Bisa dikirim ke email [email protected]. Atau ke fanspage MuriaNewsCom. Kami akan menghubungimu. Kami tunggu ceritamu.

Editor : Kholistiono

 

Baca Juga

Komentar