Selasa, 19 Maret 2024

Bukan Karena Kekayaan Alam, Tapi Kemajuan Negara Tergantung dari Ini

Murianews
Sabtu, 18 Juni 2016 03:45:30
Kuliah Umum International bertajuk Membangun Generasi Berprestasi, berilmu dan Unggul yang Siap Mendunia yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara (MuriaNewsCom/Wahyu Khoiruz Zaman)
Murianews, Jepara – Kemajuan sebuah negara tidak terletak pada ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, bukan juga ditentukan oleh  ras, warna kulit dan agama. Tapi kemajuan negara ditentukan faktor kesadaran terhadap pentingnya pendidikan oleh penduduk negara tersebut. Bahkan, masyarakatnya memiliki kecenderungan yang sama atas dasar pendidikan dan berperan sesuai bidangnya masing-masing untuk membangun bangsa menjadi maju. Setidaknya hal itu yang jadi benang merah materi yang disampaikan Tuswadi dalam kegiatan Kuliah Umum International bertajuk Membangun Generasi Berprestasi, berilmu dan Unggul yang Siap Mendunia yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara, Kamis (16/6/2016) di Pendopo Kabupaten Jepara. Menurut Guru SMA 1 Sigaluh yang kini sedang melakukan riset post doktoral di Hiroshima University Jepang itu, perbedaan antara negara maju dan negara berkembang tidak tergantung pada umur negara. Ia mencontohkan, negara India dan Mesir yang umurnya lebih dari 2000 tahun, tetapi mereka masih terbelakang. Sedangkan di sisi lain, Singapura, Kanada, Australia dan New Zealand termasuk negara yang umurnya kurang dari 150 tahun, saat ini telah menjadi bagian dari negara maju di dunia, dan penduduknya tidak lagi miskin. Lebih lanjut ia menjelaskan, sumber daya alam yang baik juga tidak menjadi penentu kemajauan sebuah Negara. Jepang areanya sangat terbatas, daratannya 80 % berupa pegunungan dan tidak memadai untuk meningkatkan pertanian dan peternakan. Tetapi saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi dunia nomor dua. “Bahkan negara tersebut laksana suatu negara “industri terapung” yang sangat besar, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya hampir ke seluruh dunia,” ujar Tuswadi melalui rilis yang diterima MuriaNewsCom, Jumat (17/6/2016). Menurutnya, hal itu disebabkan beberapa faktor, di antaranya masyarakat Jepang sadar terhadap pendidikan. Mereka juga menerapkan tradisi disiplin dan tanggung jawab terhadap anak sejak dini. Orang-orang Jepang juga melihat dan menentukan kebijakan berdasarkan ilmu dan percobaan untuk mengukur efektifitas pekerjaan. Bahkan, ia menjelaskan, perempuan di Jepang lebih memilih mengasuh anak dibanding mengejar karir mereka. Sehingga anak-anak mereka mendapat perhatian dan pendidikan yang baik. Anak-anak Jepang juga sudah terbiasa mandiri dan dilatih menjadi pemimpin tiap harinya “Pendidikan anak dini sudah ditentukan oleh pemerintah setempat. Anak-anak Jepang harus sekolah di dekat lingkungan tempat tinggal. Salah satu fungsinya mereka dibuat grup yang setiap berangkat dan pulang sekolah dipilih ketua secara bergantian tiap hari yang bertanggung jawab dalam grup tersebut.” ungkap Tuswadi. Sementara itu, kegiatan yang diikuti ratusan peserta dari kalangan dosen, mahasiswa, guru dan siswa di Jepara itu dibuka secara resmi Bupati Jepara yang diwakili asisten 3, M. Fathurrozi. Turut hadir dalam acara tersebut di antaranya Rektor UNISNU Jepara, pewakilan Disdikpora Jepara, Kemenag Jepara dan pejabat struktural di lingkungan Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara. Dalam sambutan yang dibacakan, Bupati Jepara Ahmad Marzuqi berharap, kegiatan tersebut hendaknya tidak hanya dimaknai sebagai langkah pengembangan dunia pendidikan, akan tetapi mampu menjadi momen menjadi kader-kader perubahan pola pikir, kader pencipta generasi berkarakter serta peningkatan sumber daya manusia berkualitas yang siap menghadapi tantangan dan peluangnya.   Editor : Kholistiono  

Baca Juga

Komentar